Keriangan membonceng gebetan tak lagi memancar di wajah. Kegagahan menunggangi sepeda motor bersuara cempreng ketika ikut balapan liar pun lenyap dalam hitungan menit ketika polisi menghadang.
Wajah sebagian remaja itu berubah memelas dan meminta polisi tak menilang. Aapalagi jika sampai motornya disita. Kebanyakan mengaku takut dimarahi orang tuan ketika pulang ke rumah tak membawa sepeda motor lagi.
Beberapa di antaranya sibuk menghubungi saudara ataupun kenalan. Berharap suara di ujung telepon bisa membantu membebaskan kendaraan dari penahanan anggota Direktorat Lalu Lintas Polda Riau itu.
Beberapa orang yang ditelpon datang ke Jalan Cut Nyak Dien, Pekanbaru, pada Rabu dini hari, 10 Mei 2019 itu. Tapi polisi tak bergeming karena sudah komit menindak para pembalap liar sebagai upaya menimbulkan efek jera.
BACA JUGA
Gunung Mas Paling Siap Jadi Ibu Kota Baru, Ini Penjelasannya
3 Temuan Tim Riset UGM Soal Petugas Pemilu yang Meninggal
Tadarus Alquran Raksasa di Banyuwangi, Pembuka Lembarannya 2 Orang
Satu persatu dari ratusan sepeda motor yang ditilang dibariskan di pertigaan Jalan Jenderal Sudirman-Cut Nyak Dien, persisnya di samping gedung Pustaka Wilayah Soeman HS.
Menjelang sahur, sebagian sepeda motor dibawa ke Polresta Pekanbaru ataupun Riau Safety Driving Center, Kecamatan Rumbai Pesisir. Sementara motor yang kontaknya dibawa kabur oleh pemilik dinaikkan ke truk.
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Riau AKBP Fadly Munzir Ismail mengatakan, operasi jelang sahur ini sebagai antisipasi maraknya balapan liar saat Ramadan. Selama ini sejumlah titik di Pekanbaru dijadikan arena balapan liar.
"Antisipasi juga timbulnya bibit geng motor di Pekanbaru karena indikasinya sudah ada," kata Fadly.
Memang tidak semua motor ditilang itu dijadikan tunggangan balap liar. Sebagian ada yang berkumpul saja membawa gebetan masing-masing untuk merencanakan sahur on the road.
"Tetap saja kami datangi, tanya surat-surat dan sebagai antisipasi kalau remaja ini membawa senjata tajam. Surat tidak lengkap ditilang," ucap Fadly.
seobaca